Karakteristik Cahaya untuk lighting fotografi

Fotografi sering di sebut juga dengan "Sclupting with Light", atau Mengukir dengan cahaya. Cahaya diibaratkan sebagai alat memahat dengan beraneka ukuran, bentuk, dan ketajaman. Pemilihan alat dan tehnik yang tepat akan menghasilkan detail, dimensi, memunculkan karakter, untuk menghasilkan karya yang sesuai dengan keinginan fotografer.

Pengaturan pencahayaan pada umumnya mengacu pada empat karakteristik utama cahaya, yaitu Intensitas(Power), Kualitas, Warna, dan Arah.

1. Intensitas (Power)

Power pencahayaan, atau sering dikenal denga kata sifat Terang dan Redup. Sifat cahaya ini mempengaruhi Exposure dari gambar yang dihasilkan, dan juga ada kaitannya dengan pengaturan ISO, Aperture, Shutter Speed.

Istilah yang sering digunakan untuk power cahaya adalah Ev (Exposure Value) yang diukur pada ISO tertentu. Intensitas sebesar O Ev berarti pencahayaan yang bisa ditangkap oleh kamera dengan Aperture F/1 dan Speed 1S, atau setara dengan 2,5 Lux pada ISO 100.

Faktor lain yang berhubungan dengan Intensitas cahaya adalah Durasi, yang merupakaan lamanya cahaya menyala saat pemotretan, Berdasarkan durasinya, pencahayaan dibagi lagi menjadi dua, yaitu Continuous Light, dan Flash/Strob Light.

Lampu Flash/Strobe Light
Lampu Continuous
Pengaturan kamera untuk menangkap cahaya dari kedua jenis sumber ini agak berbeda satu denga yang lainnya. Pencahayaan continuous dipengaruhi oleh ISO, Aperture, dan Shutter Speed. Sedangkan pencahayaan dengan menggunakan Flash hanya dipengaruhi secara langsung oleh ISO dan Aperture. Itu salah satu Karakteristik Cahaya untuk lighting fotografi
 Karakteristik Cahaya yang ke dua yaitu,

2. Kualitas

Kualitas pencahayaan dalam fotografi dibagi menjadi dua yaitu Hardlight dan Softlight. Hardlight memiliki karakter keras, kontras, dengan bayangan yang tajam, sedangkan Softlight memiliki karakteristik yang lembut, gradasi halus, dan bayangan yang lembut.

Untuk membuat kualitas cahaya menjadi Hardlight ataupun Softlight tergantung pada dua hal, yaitu luas sumber cahaya, dan jarak sumber cahaya terhadap letak objek.

3. Warna Cahaya

Sinar yang dilepaskan dari sumber cahaya pada umumnya terdiri dari beberapa warna penyusun. Contohnya sinar matahari yang terlihat putih sebenarnya tersusun dari spektrum warna ungu, biru, hijau, kuning, oranye, hingga merah.

Sumber cahaya yang berbeda memiliki komposisi spektrum warna yang berbeda. Perbedaan inilah yang menyebabkan warna khas pada masing-masing jenis sumber cahaya.Contohnya pada lampu bohlam yang mempunyai warna kekuning-kuningan.

Istilah yang digunakan dalam dunia fotografi untuk penyebaran warna dari suatu pencahayaan adalah Color Temperature. Satuan yang digunakan adalah Kelvin.

Selain Color Temperature dikenal juga adanya keakuratan warna.Color Rendering Index (CRI), atau disebut Color Accuracy, adalah kemampuan pencahayaan menyajikan warna, yang dipengaruhi oleh bentuk kurva penyebaran warna cahaya.

Selain Colot Temperature dan CRI, cahaya juga memiliki karakter yang dikenal dengan Polaritas. Cahaya sebagai gelombang transversal memiliki arah rambat dan juga arah getaran. Arah getaran ini bisa mengalami polarisasi.

4. Arah Cahaya

Penerapan cahaya dari arah depan, samping, atas, bawah, atau belakang, akan memberikan efek terang-gelap dan bayangan yang berbeda pada objek. Pembentukan bagian yang sangat terang, sedang, bayangan, dan gelap mampu memberika kesan visual yang berbeda.

Pada prakteknya, pencahayaan tidak cukup dari satu arah saja. Kita perlu memadukan beberapa arah cahaya untuk memperkuat presentasi yang kita potret..

1 Response to "Karakteristik Cahaya untuk lighting fotografi"