Info Light Modifier dalam dunia fotografi dan Camera Digital

Sinar dari sumber cahaya seringkali belumcukup sesuai untuk digunakan langsung pada pemotretan. Pencahayaan ini masih perlu dimodifikasi terlebih dahulu untuk menghasilkan karakter yang di inginkan.

Light Modifier adalah peralatanyang digunakan untuk memodifikasi cahaya atau mengubah keluaran sumber cahaya. Desain dan cara kerja Light Modifier bermacam-macam, dengan karakter yang juga khas. Metode yang sering digunakan adalah dengan memantulkan (reflektor), membaurkan (diffuser), menyaring (filter), atau menghalangi.

1.Reflektor

Sesuai dengan namanya, Reflektor adalah alat yang digunakan untuk memantulkan cahaya. Pada prakteknya alat ini bisa memiliki bentuk dan bahan yang bermacam-macam, mulai dari reflektor lipat dari bahan kain, karton, lembaran styrofoam, corrugated board, dinding, atau bahkan kemeja berwarna putih. Sebagai catatan, reflektor akan membawa karakter warna dari bidang pantu

Penerapan reflektor dalam fotografi umumnya ada dua jenis yaitu:

a. Untuk mengubah hardlight menjadi softlight. Reflektor menangkap cahaya dari sumber dengan permukaannya yang lebih luas, untuk kemudian memantulkan/memancarkan kembali ke objek.

b. Sebagai Fill-in. Reflektor digunakan untuk memantulkan cahaya ke sisi objek yang kurang mendapat pencahayaan.

Reflektor 5in1
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, warna di permukaan reflektor memengaruhio cahaya yang dipantulkan. Di toko aksesoris fotografi banyak dijual reflektor yang disebut "5in1" dengan sisi pantul yang bisa  ditukar-tukar menjadi warna putih, silver, gold, hitam, atau sebagai diffuser. Anda bisa menggunakan sisi reflektor yang berwarna silver untuk mendapat pantulan yang lebih kuat dan tajam, atau sisi emas(gold) untuk memberikan warna yang warm.
Contoh Reflektor 5 in 1.

2. Diffuser

Diffuser digunakan untuk membaurkan sinar yang melaluinya. Alat ini dibuat dari bahan translusent, atau tembus cahaya tetapi tidak tembus pandang. Contoh yang sering digunakan adalah kain putih, plastik translucent, kertas kalkir, atau corrugated board.

Penggunaan umum diffuser dalam fotografi adalah:
a. Untuk mengubah hardlight menjadi softlight. Diffuser menangkap cahaya dari sumber dengan permukaannya yang lebih luas, untuk kemudian meneruskan cahaya ke arah subjek.
b. Mengurangi intensitas cahaya.

Contoh Diffuser.

Karakter cahaya dari diffuser umumnya lebih lembut dari reflektor, tetapi dengan penurunan intensitas cahaya yang lebih besar, tergantung dari jenis bahan yang digunakan. Warna bahan yang umum digunakan sebagai diffuser adalah putih translucent.

Pengaruh dan manfaat Lampu Penerangan jalan dalam dunia fotografi menggunakan camera digital

Lampu Penerangan Jalan

Lampu ini secara desain dipilih dengan efisiensi daya, keawetan, dan terkadang juga spektrum tertentu untuk menghindari Light Pollution. Menurut dokumen SNI 7391:2008, ada empat jenis lampu yang digunakan sebagai lampu penerangan jalan sebagai berikut :

1. Lampu Fluorescent
2. Lampu Gas Merkuri Bertekanan Tinggi (MBF/U)
3. Lampu Gas Sodium Bertekanan Rendah (LPS/SOX)
4. Lampu Gas Sodium Bertekanan Tinggi (HPS/SON)

Contoh Lampu Penerangan Jalan.

Seperti yang ada pada gambar, jenis lampu jalan yang paling umum digunakan untuk penerangan jalan adalah Lampu Gas Sodium Bertekanan Tinggi (disebut juga HPS atau SON). Kedua jenis lampu ini memiliki efisiensi pencahayaan yang bagus, awet, tetapi memiliki pengaruh warna yang buruk. CRI dari lampu penerangan jalan sangat rendah, bahkan ada yang minus (LPS/SOX).

Pada pemotretan yang dipengaruhi LPJ, disarankan untuk membawa sumber cahaya lain seperti Flash atau Lampu Continuous yang memiliki warna dan CRI yang lebih baik. Pencahayaan dari LPJ sendiri bisa digunakan untuk skenario background.

Terimakasih telah membaca terus artikel yang ada pada blog saya.... Tolong dibantu yahh... :D

Penjelasan tentang lampu LED ( Light Emiting Diode ) dan Lampu Metal Halide dalam dunia fotografi dan camera digital

Cahaya pada LED dihasilkan oleh bahan khusus yang mengeluarkan cahaya saat dialiri listrik. Pada awalnya, LED memiliki output cahaya yang sangat rendah. Seiring perkembangan riset, saat ini sudah muncul jenis baru yang disebut Hight Power LED dengan keluaran cahaya hingga ribuan lumens.

Warna cahaya LED bisa bermacam-macam sesuai jenis material yang digunakan, dan LED khusus untuk fotografi dan videografi biasanya di desain dengan warna netral Daylight (5500K). LED ini biasanya dijual dengan paket kompak berisi deretan LED dengan satu daya batrai atau adaptor.

contoh lampu LED


Spectrum cahaya LED memiliki karakter yang bergelombang. Tinggkat CRI dari lampu LED bervariasi tergantung dari seri dan gradenya.

Selanjutnya kita bahas lampu Metal Halide.

LAMPU METAL HALIDE


Lampu ini bekerja dengan prinsip High Intensity Discharge (HID), menghasilkan cahaya dengan melepaskan busur listrik melalui gas campuran uap merkuri dan metal halide. Cahaya yang dihasilkan memiliki warna putih dengan CRI sekitar 85-96 %.

contoh lampu Metal Halide

Lampu ini sering digunakan untuk lampu sorot di stadion olahraga, lapangan futsal, lampi panggung, dan lampu pabrik. Karena color temperature yang bagus dan CRI yang tinggi, jenis lampu ini juga sering digunakan untuk keperluan syuting vidio dan fotografi. Tipe lampu Metal Halide yang sering ditemui adalah lampu HMI (Hydrargyrum Medium-arc Iodide).

Sekian dan terimakasih pembahasan hari ini dan selanjutnya nantikan artikel saya yang tebaru. Terimakasih.

Pengertian Lampu Fluorescent dalam dunia fotografi

Ada dua bentuk lampu fluorescent yg umum dijual di pasaran yaitu tube lamp (TL) yang berbentuk tabung dengan rumah khusus, dan compact fluorescent lamp (CFL) yang di desain dengan fitting ulir standar.

Prinsip kerja lampu ini adalah pendaran dari lapisan bahan pospor di kaca lampu. Listrik yang di alirkan pada lampu membuat uap raksa didalam tabung tereksitasi dan melepaskan sinar UV gelombang pendek. Sinar UV tersebut kemudian menabrak lapisan pospor dan menyebabkan berpendar.

Dengan desain kerjanya yang unik, tidak semua lampu ini bisa di atur intensitasnya dengan dimmer. JIka dibutuhkan, anda bisa menggunakan CFL khusus yang dimmable. Tetapi sampai saat ini masih sangat sulit dicari di pasaran.

Lampu jenis ini menghasilkan cahaya dengan lebih efisien, sekitar 4 - 5 kali tinggkat terang yang di hasilkan oleh lampu dengan watt yang sama.

Karakter color temperature dari lampu ini bisa bermacam-macam, tergantung pada bentuk lapisan warna pada dinding tabung. Tiga jenis yang paling umum adalah Daylight untuk putih netral, Cool daylight untuk warna yang lebih dingin, dan Warm untuk warna menyerupai incandescent.

Skema lampu fluorescent

Spectrum lampu fluorescent

Spectrum cahaya dari lampu ini memiliki karakter yang bergerigi, berbeda dari cahaya matahari. CRI yang dihasilkan juga umumnya lebih rendah, berkisar 60-90 tergantung dari seri dan desain.

Hal lain yang khas pada lampu ini adalah adanya kedipan, terutama pada lampu model lama dan lampu yang sudah aus.

Selanjutnya saya akan menjelaskan tentang lampu LED di artikel berikutnya.

Lampu Halogen dalam dunia fotografi untuk Camera Digital http://dbrophotography.blogspot.com/

Lampu jenis ini menggunakan Gas Halogen bertekanan rendah dalam tabung. Kombinasi filamen tungsten dan gas halogen menimbulkan reaksi siklis yang menjaga keawetan filamen dan kebersihan tabung. Karena faktor inilah lampu halogen bisa digunakan untuk daya lebih tinggi dalam ukuran kecil.

Karakter lampu halogen agak berbeda dari lampu incandescent biasa. Daya yang dihasilkan lebih tinggi, dan Color Temperatur yang dihasilkan bisa mencapai sekitar 2900K-3500K tergantung dari bentuknya.

Lampu Fresnel

Lampu Fresnel.

Merupakan lampu kontinu dengan fitur tambahan berupa lensa Fresnel di depannya. Penyebutan Lampu/lensa ini diambil dari nama ilmuan Perancis yang merancang lensa khusus tersebut yaitu " Augustin-Jean Fresnel" (1788-1827).

Alat tambahan yang tadinya digunakan untuk  Mercusuar ini berfungsi untuk membentuk proyeksi sorotan cahaya yang terkumpul, bukan menyebar.
Desainnya yang khas memungkinkan konstruksi lensa yang lebar dan focal length pendek denganbobot yang lebih ringan dibanding lensa biasa. Penggunaan lensa fresnel paling umum saat ini adalah lampu mobil.

Lampu ini sering digunakan pada pemotretan dan syuting video karena karakter sorotan sinarnya yang khas. Bentuk sorotan yang terkumpul ini memungkinkan pengaturan pencahayaan yang lebih tepat sasaran, dan lebih konsisten terhadap " Inverse Square Law ". 

Namunnn... untuk saat ini juga sudah banyak Lampu Fresnel yang menggunakan Lampu Metal Halide dan juga Led.

Itulah tadi pembahasan saya tentang Lampu Incandescent... 
Tunggu artikel terbaru saya di http://dbrophotography.blogspot.com/ :D

Pengertian Lampu Incandescent dalam dunia fotografi untuk Camera Digital

Lampu Incandescent

Lampu Incandescent atau sering juga disebut bohlam, merupakaan jenis artificial light yang paling murah dan mudah diperoleh. Incandescent berarti pijar, jenis lampu ini menghasilkan cahaya dengan menggunakan filamen yang dialiri listrik sehungga menghasilkan panas, kemudian mengeluarkan cahaya pijar. Tingkat terang yang dihasilkanpun cukup rendah, berkisar 16 lumen/watt.

Contoh Lampu Incandescent/Bohlam.
Konstruksi Lampu Incandescent
1. Selubung Kaca
2. Gas Inert bertekanan rendah (argon, nitrogen, krypton, xenon)
3. Filamen Wolfram
4. Kawat Penghantar
5. Penyangga Filamen
6. Batang Kaca Penyangga
7. Penghantar
8. Ulir Lampu
9. Titik Kontak

Bahan filamen umumnya terbuat dari logam Tungsten (Wolfarm) yang memiliki titik lebur tinggi mencapai 3422 C. Karena itulah lampu ini sering disebut lampuTungsten.

Lampu Incandescent memiliki spektrum halus seperti cahaya matahari dan CRI teoretis mencapai 100, tetapi dengan Color Temperature yang jauh lebih Warm, yaitu sekitar 2700-3300 K. Anda perlu mengatur white balance Camera Digital untuk memperoleh warna sesuai.

Lampu Incandescent bisa dengan mudah diatur dalam rangkaian Dimmer. Anda bisa memanfaatkan alat ini untuk mengatur detail intensitas pencahayaan pemotretan.

Okee... Lampu jenis apa lagi yang akan saya bahas?? Kita lihat artikel berikutnya dari sayaaa.... :D

Light Source Jenis Continuous untuk Camera Digital

Jenis Pencahayaan yang paling umum tersedia di sekitar kita adalah jenis Continuous Light. Berikut ini beberapa sumber cahaya Continuous  yang sering digunakan dalam pemotretan.

1. Sinar Matahari

Sinar matahari merupakan sumber cahaya yang tersedia melimpah sebagai Ambient Light di sekitar kita. Sumber cahaya ini memiliki kurva sperktrum yang halus dengan tingkat CRI sekitar 100.

Karena adanya rotasi bumi, setiap hari kita melihat matahari bergerak dari timur ke barat. Pergerakan matahri ini menentukan arah sinar, bayangan, berikut kontras dan warna yang dihasilkan.

Sinar Matahari.
Sesuai sifatnya sebagai ambient light. Anda hanya bisa mengendalikan pencahayaan matahari secara tidak langsung. Waktu pemotretan, kondisi langit,dan lokasi yang dipilih akan berpengaruh pada karakter cahaya yang diperoleh.

Berikut beberapa waktu yang tepat digunakan untuk pemotretan Outdoor:
1. Golden Hour (06:00-07:00 pada Pagi Hari, atau 17:00-18:00 pada Sore Hari).
2. Blue Hour (Sebelum matahari terbit atau sebelum terbenam).
3. Pagi dan Sore (07:00-10:00 atau 14:00-17:00)
4. Mid Day ( Sekitar jam 10:00-14:00)
5. Cloudy (saat langit berawan)
6. Shade ( Foto di tempat yang teduh)
7. Window Light (Pancaran sinar matahari melalui jendela)

Okee... Itu salah satu sumber cahaya yang sudah saya bahas.... sumber cahaya yang seperti apa lagi berikutnya...?? tunggu di artikel saya yang berikutnya... :D

Pembagian Umum Sumber Cahaya Untuk Camera Digital

Camera Digital, adalah alat yang digunakan oleh para fotografer untuk menghasilkan karya seni berupa foto. Dan untuk menghasilkan foto yang bagus fotografer tidak hanya membutuhkan camera digital saja, tetapi mereka juga membutuhkan cahaya.

Sebagai awalan, kita akan membahas tentang pembagian umum sumber cahaya. Beberapa referensi melakukan pembagian cahaya berdasarkan ketersediaannya : Ambient vs. Artifical, sedangkan yang lainnya membagi berdasarkan sifat durasi kerjanya : Continuous vs. Flash.

1. Ambient Light vs Artifikal Light

Ambient Light atau sering disebut Available Light, adalah pencahayaan yang sudah ada di suatu tempat tanpa adanya campur tangan fotografer. Contoh yang paling mudah adalah matahari dan lampu penerangan jalan. Pada umumnya jenis cahaya ambient merupakan continuous light, denga pengecualian hanya untuk petir.


Pada kenyataannya, kita tidak dapat mengatur settinganb Ambient Light secara langsung. Misalnya saja matahari, anda tidak dapat menggeser sudutnya dan tidak ada tombol yang bisa digunakan untuk mengatur intensitasnya.

Cara mengendalikan pengaruh Ambient Light adalah dengan pengaturan tidak langsung yaitu pemilihan lokasi dan waktu, penggunaan Light modifier seperti diffuser dan reflektor, serta pengaturan pada kamera.

Cahaya Matahari sebagai Ambient Light.


Artificial Light adalah pencahayaan yang dipersiapkan khusus untuk pemotretan. Contoh paling umum adalah Flash. Bentuk dari Artificial Light bisa berupa Continuous Light seperti lampu sorot, atau bisa juga strobe seperti lampu Flash.

Setelan Artificial Light bisa diatur sesuai denga kebutuhan fotografer, di antaranya adalah posisi, sudut, dan intensitas cahayanya. Lampu Flash modern bahkan memiliki fitur cerdas untuk mengatur power secara otomatis dengan membaca jumlah cahaya yang melalui lensa Camera Digital, yang sering disebut sebagai TTL (Through The Lens).
Lampu Flash sebagai Artificial Light.

2. Continuous Light vs Strobe/Flash Light

Continuous Light merupakan jenis pencahayaan yang mengeluarkan sinar secara terus-menerus. Sebagai Contoh adalah matahari dan lampu bohlam. Jenis cahaya Continuous bisa berupa Ambient Light maupun Artificial Light.

Tingkat terang (exposure) dari pengaturan pemotretan yang disinari Continuous Light dipengaruhi oleh tiga Faktor Exposure yaitu: ISO, Aperture, dan Shutter Speed. 

Contoh Continuous Light



Strobe Light, atau Flash Light merupakan pencahayaan yang memiliki durasi sangat pendek. Berupa kilatan cahaya yang umumnya dalam jangkauan milidetik. Contohnya adalah Lampu Flash.

Berbeda dari Continuous Light, Settingan foto yang disinari dengan Strobe Light hanya dipengaruhi oleh pengaturan ISO, dan Aperture, tetapi tidak dipengaruhi langsung oleh shutter speed. Faktor shutter speed hanya berpengaruh dalam proses sinkronisasi, itu akan kita bahas lebih lanjut pada artikel saya berikutnya.... :D
Contoh Strobe Light.
Nahhh... selanjutnya saya akan berikan pembahasa tentang Light Source Jenis Continuous untuk Camera Digital pada artikel berikutnya.

Sumber Pencahayaan dalam dunia fotografi

Sumber Pencahayaan dalam dunia fotografi

Cahaya di sekitar kita dihasilkan oleh berbagai jenis sumber cahaya. Pada siang hari ada sumber cahaya alami berupa matahari, sedangkan pada malam hari kita bisa denga mudah menemukan sumber cahaya buatan berupa lampu.

Masing-masing sumber cahaya ini memiliki cara kerja dan efek yang berbeda. Kemapuan untuk mengenali karakter masing-masing sumber cahaya dan cara mengendalikannya akan memaksimalkan hasil foto kita.

Untuk memudahkan pembahasan, saya akan membaginya menjadi tiga artikel seperti berikut ini,

1. Pembagian Umum Sumber Cahaya untuk Camera Digital
2. Light Source Jenis Continuous untuk Camera Digital
3. Light Source Jenis Flash untuk Camera Digital

Seperti apa pembahasannya??? kita tunggu postinga selanjutnya dari saya... :D

Karakteristik Cahaya untuk lighting fotografi

Fotografi sering di sebut juga dengan "Sclupting with Light", atau Mengukir dengan cahaya. Cahaya diibaratkan sebagai alat memahat dengan beraneka ukuran, bentuk, dan ketajaman. Pemilihan alat dan tehnik yang tepat akan menghasilkan detail, dimensi, memunculkan karakter, untuk menghasilkan karya yang sesuai dengan keinginan fotografer.

Pengaturan pencahayaan pada umumnya mengacu pada empat karakteristik utama cahaya, yaitu Intensitas(Power), Kualitas, Warna, dan Arah.

1. Intensitas (Power)

Power pencahayaan, atau sering dikenal denga kata sifat Terang dan Redup. Sifat cahaya ini mempengaruhi Exposure dari gambar yang dihasilkan, dan juga ada kaitannya dengan pengaturan ISO, Aperture, Shutter Speed.

Istilah yang sering digunakan untuk power cahaya adalah Ev (Exposure Value) yang diukur pada ISO tertentu. Intensitas sebesar O Ev berarti pencahayaan yang bisa ditangkap oleh kamera dengan Aperture F/1 dan Speed 1S, atau setara dengan 2,5 Lux pada ISO 100.

Faktor lain yang berhubungan dengan Intensitas cahaya adalah Durasi, yang merupakaan lamanya cahaya menyala saat pemotretan, Berdasarkan durasinya, pencahayaan dibagi lagi menjadi dua, yaitu Continuous Light, dan Flash/Strob Light.

Lampu Flash/Strobe Light
Lampu Continuous
Pengaturan kamera untuk menangkap cahaya dari kedua jenis sumber ini agak berbeda satu denga yang lainnya. Pencahayaan continuous dipengaruhi oleh ISO, Aperture, dan Shutter Speed. Sedangkan pencahayaan dengan menggunakan Flash hanya dipengaruhi secara langsung oleh ISO dan Aperture. Itu salah satu Karakteristik Cahaya untuk lighting fotografi
 Karakteristik Cahaya yang ke dua yaitu,

2. Kualitas

Kualitas pencahayaan dalam fotografi dibagi menjadi dua yaitu Hardlight dan Softlight. Hardlight memiliki karakter keras, kontras, dengan bayangan yang tajam, sedangkan Softlight memiliki karakteristik yang lembut, gradasi halus, dan bayangan yang lembut.

Untuk membuat kualitas cahaya menjadi Hardlight ataupun Softlight tergantung pada dua hal, yaitu luas sumber cahaya, dan jarak sumber cahaya terhadap letak objek.

3. Warna Cahaya

Sinar yang dilepaskan dari sumber cahaya pada umumnya terdiri dari beberapa warna penyusun. Contohnya sinar matahari yang terlihat putih sebenarnya tersusun dari spektrum warna ungu, biru, hijau, kuning, oranye, hingga merah.

Sumber cahaya yang berbeda memiliki komposisi spektrum warna yang berbeda. Perbedaan inilah yang menyebabkan warna khas pada masing-masing jenis sumber cahaya.Contohnya pada lampu bohlam yang mempunyai warna kekuning-kuningan.

Istilah yang digunakan dalam dunia fotografi untuk penyebaran warna dari suatu pencahayaan adalah Color Temperature. Satuan yang digunakan adalah Kelvin.

Selain Color Temperature dikenal juga adanya keakuratan warna.Color Rendering Index (CRI), atau disebut Color Accuracy, adalah kemampuan pencahayaan menyajikan warna, yang dipengaruhi oleh bentuk kurva penyebaran warna cahaya.

Selain Colot Temperature dan CRI, cahaya juga memiliki karakter yang dikenal dengan Polaritas. Cahaya sebagai gelombang transversal memiliki arah rambat dan juga arah getaran. Arah getaran ini bisa mengalami polarisasi.

4. Arah Cahaya

Penerapan cahaya dari arah depan, samping, atas, bawah, atau belakang, akan memberikan efek terang-gelap dan bayangan yang berbeda pada objek. Pembentukan bagian yang sangat terang, sedang, bayangan, dan gelap mampu memberika kesan visual yang berbeda.

Pada prakteknya, pencahayaan tidak cukup dari satu arah saja. Kita perlu memadukan beberapa arah cahaya untuk memperkuat presentasi yang kita potret..

Cahaya perlu diatur dalam lighting fotografi untuk mendapatkan efek cahaya yang kita inginkan.

Cahaya itu penting untuk Fotografi.

Pencahayaan sangat dibutuhkan dalam dunia fotografi untuk menghasilkan gambar, dan dengan pengaturan pada kamera akan didapatkan paparan atau Exposure yang tepat. Tetapi, apakah cukup denga mengatur exposure saja??? Pasti tidak!!!

Nahhh...
Di dalam otak manusia, terdapat interpretasi visual yang sangat canggih luar biasa. Adanya cahaya dan bayangan tidak hanya di terjemahkan menjadi terang-gelap dan warna, tetapi juga disebut sebagai tekstur dan dimensi. Garadasi halus akan di terjemahkan sebagai kelembutan, dan kilapan bisa diterjemahkan permukaan yang licin atau berminyak, dan begitu banyak lainnya.
Dengan Pengaturan
Dengan Pengaturan.

Tanpa pengaturan.
Tanpa Pengaturan.
Untuk menghasilkan foto yang menarik tidak cukup dengan pengaturan exposure saja, hal lain yang juga penting adalah pengaturan pencahayaan. Ilustrasi di atas menggambarkan perbedaan yang bisa didapatkan dari pengaturan cahaya. Gambar pertama diambil dengan menggunakan flash, sedangkan pada gambar kedua tidak menggunakan flah dan hanya melakukan pengaturan pada exposure. Jelas berbeda kan???

Belajar pencahayaan kamera DSLR untuk Fotografer.

Cahaya yang ada di sekitar kita.

Cahaya tersedia begitu banyak di sekitar kita, dari mulai cahaya matahari, cahaya lampu, cahaya pada layar laptop, cahaya dari api, hingga cahaya flash pada kamera kita. Semua cahaya inilah yang bisa membuat kita untuk melihat keindahan dunia... Betulll ?

Semua jenis bentuk dan warna yang bisa kita lihat dihasilkan oleh adanya cahaya. Sinar yang mengenai permukaan objek akan dipantulkan dengan intensitas dan spektrum waran tertentu, kemudian di tangkap oleh retina mata, dan selannjutnya diolah menjadi informasi visul oleh otak.

Hal ini juga terjadi pada kamera digital yang kita miliki, namun pada kamera fungsi retina digantikan oleh sensor digital CMOS ataupun CCD. Data yang diterima oleh sensor ini kemudian dikirim ke Chip Image Processing untuk diolah menjadi gambar, dan selanjurnya dikirim untuk disimpan pada media penyimpanan seperti Memory Card.

Cahaya kasatmata, merupakan gelombang energi elektromagnetik yang bisa dilihat oleh mata manusia. Spektrum cahaya kasat mata ini memiliki panjang gelombang yang berkisar dari 400  nm hingga 700 nm(nanometer).


Spektrum cahaya kasatmata, 400-700nm
Spektrum cahaya kasatmata, 400-700 nm
Cahaya ini juga memiliki arah rambat yang relatif lurus dan memiliki kecepatan luar biasa, mencapai 300 juta meter per detik. Arah cahaya ini juga bisa kita rubah dengan cara dipantulkan, disebarkan, dibiaskan, ataupun dihentikan.